Minggu, 10 April 2016

GATOT DAN TIWUL


Gatot dan tiwul adalah makanan tradisional dari daerah Gunung Kidul, Prov. D.I. Yogyakarta. Makanan tersebut dulunya sering dianggap sebagai makanan  dari masyarakat yang kurang mampu untuk membeli & mengkonsumsi beras, dan memang pada beberapa dekade lalu hal itu benar adanya, karena daerah Gunung Kidul merupakan daerah kering, tandus sehingga tidak cocok untuk ditanami padi. Tanaman yang dapat tumbuh adalah yang tahan dengan kondisi minus air seperti singkong, jagung, kacang-kacangan, dll. Maka dari itu karena berlimpah produksi singkong (ketela pohon), hasil bumi itulah yang menjadi konsumsi harian masyarakatnya. Untuk dapat membuatnya awet (karena hasil yang melimpah) dibuatlah cara mengolah  ala masyarakat setempat menjadi gaplek.

Gaplek adalah bahan dasar pembuat gatot dan tiwul yang berasal dari singkong yang dikupas kemudian dipotong-potong lalu dijemur/dikeringkan kurang lebih 2-3 hari supaya awet. Dalam proses penjemuran tersebut ada kalanya tidak semua berhasil menjadi kering sempurna dan berwarna putih. Beberapa bagian ada yang masih lembab atau terkena air hujan sehingga menjadi gaplek yang berwarna kehitaman, nah gaplek yang kehitaman tersebut yang diolah menjadi gatot.

Pada awalnya tiwul lebih dulu menjadi makanan utama masyarakat Gunung Kidul, belakangan timbul variasi dengan mengolahnya menjadi gatot untuk memanfaatkan gaplek yang tidak kering sempurna tersebut.


Cara membuat tiwul :

gaplek yang berwarna putih dan sudah kering dihaluskan dengan cara ditumbuk atau menggunakan alat grinder, lalu diayak untuk mendapatkan butiran tepung yang halus.
tepung diperciki air secukupnya kemudian diratakan sampai membentuk gumpalan-gumpalan kecil
beri serutan gula jawa (gula merah) dan garam secukupnya
tambahkan potongan daun pandan untuk pengharum
kukus sekitar 30 menit
angkat dan sajikan bersama parutan kelapa (yang ditaburi sedikit garam), akan lebih nikmat apabila menyajikannya dialasi daun pisang.



Cara membuat gatot :

gaplek yang berwarna kehitaman direndam dengan air kapur sirih selama kurang lebih 12 jam/semalam
cuci bersih dan potong kecil-kecil, kemudian dikukus selama kurang lebih 2 jam
untuk perasa tambahkan serutan gula jawa (gula merah) yang dibubuhi sedikit garam untuk penguat rasa
hidangkan dengan alas daun pisang supaya lebih nikmat dan taburi parutan kelapa yang sudah diberi sedikit garam,  catatan : gatot yang nikmat adalah yang teksturnya kenyal dan licin, hal itu diperoleh dari gaplek yang lembab kehitaman karena sengaja diairi/dikenai hujan.



Di mana dapat memperoleh gatot dan tiwul?...


Gatot dan tiwul dapat diperoleh di  pasar-pasar tradisional di seantero Gunung Kidul, dan juga di beberapa pasar tradisional di Yogyakarta, Sleman maupun Bantul karena makanan tersebut sudah meluas jangkauannya menjadi camilan khas yang cukup populer di D.I.Yogyakarta dan tidak lagi semata-mata sebagai makanan masyarakat kurang mampu. Belakangan ini bahkan sudah ada modifikasi produk tiwul dan gatot instan yang dikemas dengan kemasan plastik kedap udara, yang penyajiannya cukup praktis cukup diseduh air panas, diaduk langsung dapat dinikmati. Gatot dan tiwul instan ini sudah dijual di beberapa supermarket, toko kelontong dan koperasi-koperasi di wilayah D.I.Yogyakarta.

SUMBER : http://pinarakyogya.blogspot.co.id/2011/04/gatot-tiwul-kuliner-ala-gunung-kidul.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar